Monday, July 15, 2013

Sembuh Dari Sakit Maag Bertahun-tahun, Tanpa Obat

Berikut ini adalah kisah nyata dari Ibu Sri Nurmi Atminarsih dari Purworejo. Sebagaimana yang beliau tulis dalam websitenya www.ninieks.com. Selamat membaca:
Sri Nurmi Atminarsih
Saya bisa menulis judul itu disini karena saya pernah mengalaminya sendiri.Selama 15 tahun lebih saya menderita sakit perut yang tak kunjung sembuh. Menurut  diagnose dokter saya sakit maag, dan saya diberinya obatmaag yang lalu saya minum dengan taatnya, termasuk anjuran untuk menghindari makanan yang tidak baik untuk maag. Makanan yang pedas-pedas, kecut , dan yang mengandung alkohol seperti tape, buah durian dan minuman dalam kaleng.
Namun berkali-kali perut saya tetap kambuh meskipun semua anjuran dokter sudah saya laksanakan dengan baik. Dan bila kambuh sakitnya luar biasa, perut melilit-lilit, panas pedih, perut terasa penuh dan serasa di iris-iris. Keringat dingin keluar hingga baju menjadi basah.
Akhirnya saya bosan ke dokter karena hasilnya hanya sesaat dan sepertinya justru saya mempunyaipenyakit baru, dimana perut saya sama sekali menjadi tidak tahan terhadap bahan kimia. Minum syrup saja saya tidak bisa. Lalu selanjutnya saya sama sekali tidak bisa makanTanda-tanda Penyakit Berbahaya. Read more ... » nasi. Saya hanya bisa makan bubur, itupun bubur halus, jika buburnya kurang air perutpun langsung sakit.
Yah tersiksa sekali rasanya. Bertahun tahun saya mengalami kondisi seperti itu. Saya tidak bisa pergi kemana-mana karena perut tidak tahan pada goncangan kendaraan. Banyak orang yang kemudian mengklaim saya sebagai orang yang malas bersilaturahmi. Saya tak perlu membela diri dengan berdalih sakit, karena secara fisik badan saya segar bugar. Mana orang percaya kalau mereka melihat penampilan saya yang seperti sehat wal’afiat? Namun lama-lama orang banyak yang tahu ketika saya diundang pada hajatan tak mau makan dan tak minum karena perut saya tak tahan minum teh apalagi makan nasi hajatan yang biasanya kerasnya minta ampun.
Akhirnya saya tidak ke dokter dan berpindah ke konsumsi obat-obatan herbal. Herbal apa saja yang saya pandang baik lalu saya konsumsi. Jika saya tak punya uang saya nekad berhutang untuk membeli obat herbal hanya karena ingin segera  sembuh dari sakit yang sudah bertahun-tahun saya derita. Terus terang sampai saya bosan dan nyaris putus asa ketika itu. Saya juga pernah hampir mati rasanya menahan kesakitan yang luar biasa ketika kambuh perutnya.
Sampai suatu hari saya meluangkan waktu khusus  untuk ‘introspeksi diri’. Saya ingat-ingat, saya runut kejadian demi kejadian yang saya  alami, sejak mulai saya bisa mengingat peristiwa sampai ketika itu. Pelan namun pasti akhirnya terkuak segala kekurangan diri.
Akhirnya saya memohon ampun atas setiap dosa yang pernah saya lakukan baik kepada Allah SWT, kepada Kanjeng Nabi SAW, kepada Guru Rohani saya, kepada Ibu saya ( yang waktu saya meminta maaf beliau masih hidup, sedang bapak saya sudah lama mendahului sebelumnya ), kepada suami saya, kepada saudara-saudara saya, kepada anak saya, kepada tetangga dan kenalan saya kepada siapapun yang saya kenal saya meminta maaf atas kesalahan saya, atau jika saya ada kesalahan yang tak saya sengaja kepada mereka.
Sejak saat itu,
Terjadi keajaiban yang sangat nyata ! Sakit perut saya sembuh secara mengejutkan. Padahal tak ada perubahan yang saya lakukan dalam mengkonsumsi obat-obatan herbal. Subhanallah alhamdulillah Alloh Hu Akbar.  Semua atas RidhoNya semata.
Saya menjadi sadar, bahwa penyakit yang kita derita bukanlah suatu kebetulan. Dan menurut analisa saya, bahwa penyakit erat kaitannya dengan dosa atau perilaku buruk yang pernah kita lakukan. Juga ini erat hubungannya dengan teori kesehatan yang mengatakan bahwa dalam badan yang sehat tentu terdapat jiwa yang sehat. Dan sebaliknya jika jiwa seseorang itu sehat insya Allah maka tubuhnyapun akan cenderung sehat.
Jika pikiran kita tenang akan berpengaruh sehingga badan kitapun akan menjadi sehat. Pikiran yang tenang adalah pikiran yang tidak gelisah. Pikiran orang yang telah melakukan suatu kesalahan atau dosa selamanya tak akan pernah tenang. Oleh karena itu, jika dosa kita yang menjadi sumber segala kegelisahan sudah kita mohonkan maaf, jiwa kita akan menjadi tenang yang pada akhirnya akan membuat diri kita menjadi sehat.
Ini sekedar pengalaman saya teman, yang setelah saya sarankan kepada pelanggan jamu saya yang sakitnya tak sembuh-sembuh, alhamdulillah setelah melaksanakan ‘ tips koreksi diri dengan tindak lanjut meminta maaf dengan ikhlas’  maka mereka banyak yang sembuh dari penyakitnya tanpa harus kehilangan uang lagi untuk membeli obat. Obat hanyalah sarana, yang terpenting adalah koreksi diri dan meminta maaf.

Sunday, July 14, 2013

Sembuh Dari Kanker Dengan Vegetarian dan Berprasangka baik


Jakarta, Bukan tanpa alasan jika kanker diplesetkan menjadi 'kantong kering'. Penyakit mematikan ini memang menguras biaya pengobatan yang tak sedikit. Uniknya, ada seorang pasien kanker yang berhasil sembuh hanya dengan menjadi vegetarian.

Liong Pit Lin dulunya adalah seorang wanita karir yang workaholic. Seperti halnya orang kantoran yang sibuk pada umumnya, dia tak pikir-pikir dalam menyantap makanan. Yang penting asal kenyang, masalah nutrisi urusan belakangan, begitu yang ada di benaknya ketika itu.

Makanan seperti junk food dilahapnya tanpa pikir panjang. Hingga suatu ketika di tahun 1996, dia melihat ada benjolan di payudaranya. Ternyata dokter mendiagnosisnya dengan kanker. Penyakit ini membuat payudaranya mau tak mau harus diangkat karena sudah berkembang begitu parah.

Ternyata penderitaannya tak sampai di situ. Beberapa saat kemudian dokter menemukan adanya tumor sebesar kepalan tangan di dalam rahimnya. Lagi-lagi, dia harus menjalani operasi. Selang berapa lama, dokter menemukan kanker telah menyebar ke tulang belakangnya.

"Rasanya sakit luar biasa. Berat badan saya sampai menyusut dari 56 kg menjadi 30 kg. Benar-benar tinggal tulang. Saya dikasih obat morfin sampai tak bisa buang air besar. Harus diinfus," kenang wanita berusia 55 tahun ini.

Dalam temu media 'Belajar Pola Hidup Sehat untuk Perangi Kanker' yang digelar di Rumah Anyo yang merupakan rumah singgah sementara anak dengan kanker dan rumah edukasi, Jl Anggrek Neli, Jakarta, dan ditulis pada Jumat (12/7/2013), Liong Pit Lin mengisahkan penderitaannya ini dia alami selama 3 tahun lamanya. Berbagai pengobatan sudah dicoba, mulai dari yang tradisional hingga kemoterapi yang menyakitkan. Namun hasilnya tak memuaskan.

Akibat penyakit dan pengobatan yang dia jalani, pita suaranya sempat lengket dengan tenggorokan. Dia harus dioperasi untuk memasang tracheostomy. Kini dia tak bisa bernapas lewat hidung, melainkan lewat lubang di tenggorokan. Untuk bisa berbicara, dia harus memegang lubang yang ada tepat di tengah-tengah lehernya.

Setelah sekian lama bolak-balik ke rumah sakit, hingga puncaknya sempat diopname selama beberapa bulan lamanya, dokter akhirnya angkat tangan. Usia Liong Pit Lin diperkirakan tak lama lagi, lalu dipulangkan ke rumah agar dekat dengan keluarga di saat-saat terakhirnya. Namun dia masih memiliki kemauan kuat untuk sembuh.

Liong Pit Lin lantas beralih menggunakan cara-cara alami dengan mengkonsumsi makanan sehat dari alam. Dia berubah menjadi vegetarian, meninggalkan daging, telur dan berfokus mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Nasi putih yang biasa disantap diganti dengan nasi merah.

Ajaib. Beberapa lama kemudian kondisinya berangsur-angsur membaik. Metode ini dia lakukan setiap hari dan semakin rutin disamping menjalani pengobatan medis yang sudah diberikan sebelumnya. Kini, dia sudah sembuh total dari penyakit kanker yang hampir merenggut nyawanya. Walau begitu, pola hidup vegetarian masih dia jalani selama 15 tahun sampai sekarang.

"Sebenarnya dulu saya belajar di Amerika. Saya melihat orang kena kanker sembuh. Tapi saya tak percaya. Masa sih cuma makan daun-daun bisa sembuh? Setelah saya menghadapi jalan buntu dan dicoba, eh malah jadi. Tapi juga harus ada semangat untuk sembuh," terangnya.

Kini Liong Pit Lin aktif membagikan pengalaman dan jurus vegetariannya kepada sesama pasien kanker. Dia bahkan membuka semacam konsultasi pribadi, hanya saja tidak dipungut biaya. Dalam seminggu, ada 35 -80 pasien yang datang kepadanya, sampai-sampai dia harus mempekerjakan asisten untuk menangani jadwal konsultasi.

"Ada pasien yang sembuh ada yang tidak. Yang tak sembuh biasanya karena mengeluh tidak enak atau tidak doyan, kenapa sih saya sakit? Dia yang lebih jahat saja nggak sakit," tuturnya.
(health.detik.com)

Monday, July 8, 2013

Berkatalah Yang Baik, atau Diam. Langkah Awal Menuju Sehat Jasmani dan Rohani.

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam". Itulah salah satu hadits Rasulullah SAW yang sangat banyak dihafal oleh banyak orang.

Ada dua kalimat yang kita lihat dari hadits tersebut. Yang pertama "Beriman kepada Allah dan hari akhir" dan yang kedua "berkatalah yang baik atau diam".

Seseorang bisa saja berkata baik tetapi dalam hatinya ngedumel. Atau seseorang bisa saja diam tapi pikirannya berkecamuk penuh dendam. Yang diharapkan adalah perkataan yang baik yang datang dari dalam hati nurani dengan penuh pemahaman dan perasaan baik. Begitu juga dengan diam, yaitu diam dalam ketulusan, keikhlasan yang penuh kedamaian.

Untuk mencapainya maka diperlukan syarat dari kalimat pertama "Beriman kepada Allah dan hari akhir". Dalam kalimat ini juga terdapat dua komponen yaitu pertama beriman kepada Allah, dan yang kedua beriman kepada hari akhir.

Untuk memahami lebih dalam mengenai beriman kepada Allah sebagai sumber kebaikan, ketenangan dan kebahagiaan, maka akan ditulis khusus dalam tulisan berjudul "Laa illaha illallah sebagai entri kepada kedamaian (salama, islam)"

Sedangkan pada komponen kedua, "beriman kepada hari akhir", akan memberikan konsekuensi-konsekuensi logis dan psikologis terhadap orang yang bersangkutan secara total. Untuk memahami lebih lanjut dari masalah ini, akan dibahas dalam tulisan berjudul "konsekuensi beriman kepada hari akhir".

Apakah orang tidak beriman bisa hidup sehat? Tentu, bahkan banyak orang yang tidak percaya kepada tuhan bisa hidup lebih sehat dari orang beriman sendiri. Merekapun banyak yang mempunyai umur lebih panjang dan hidup dalam kedamaian.

Ikuti terus tulisan-tulisan berikutnya sehingga bisa terjawab semua pertanyaan-pertanyaan tersebut. Wallahu 'alam.

Hidup Sehat Dengan Pikiran dan Perasaan


The Miracle of Endorphin, itulah sebuah buku yang memberikan pencerahan kepada kita semua bagaimana pikiran dan perasaan manusia mempengaruhi kesehatan jiwa dan raga. Bagaimana pikiran dan perasaan manusia menjadi penyebab munculnya penyakit dan juga menjadi penyebab sembuhnya penyakit. Bahkan penyakit yang dianggap paling ganaspun saat ini, yaitu kanker dapat disembuhkan dengan cara mengelola pikiran dan perasaan dalam diri kita.

Titik Puspa adalah salah satu contoh nyata bagaimana dia bisa mengalahkan penyakit kankernya hanya dalam tempo beberapa hari tanpa obat, tanpa operasi. Lihat http://quantumterapi.com/?p=1884. Atau dengan metode Prof dr. Muhammad Sholeh seorang dosen dan guru besar di IAIN Sunan Ampel Surabaya yang mengambil manfaat dari sholat tahajud untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Lihat di sini.

Atau pengalaman lain dimana dengan dzikir yang benar bisa menyembuhkan penyakit yang sudah tidak bisa disembuhkan oleh dokter sebagaimana kesaksian dari Bpk. H. Zaini. Sedangkan Ustadz Yusuf Mansur mempunyai cara tersendiri untuk memberikan kesembuhan dari penyakit yaitu dengan bersedekah.

Bagi pemirsa yang rajin mengikuti ulasan dari Mas Dhanu di acara Bengkel Hati di salah satu TV swasta , akan mempunyai wawasan yang berbeda pula mengenai bagaimana ssebuah penyakit bisa disembuhkan tanpa obat maupun operasi.

Tentunya banyak sekali cara-cara lain yang tidak bisa diterangkan disini satu per satu dalam rangka menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Semua itu merupakan fakta-fakta empiris yang tak terbantahkan yang terjadi di sekitar kita. Artinya, ilmu tentang hal tersebut nyata namun sebagian orang kurang menyakininya, sebagian lagi bahkan tidak mempercayainya.

Dalam blog ini, kami akan memaparkan sedikit demi sedikit berbagai hal tentang penyembuhan penyakit dengan cara cara alami, aman, dan membahagiakan. Baik berupa pengalaman-pengalaman nyata dari banyak pasien maupun teori-teori dan praktek yang dapat dilakukan.

Sampai jumpa dalam tulisan berikutnya.